Burkas top – Pekanbaru —
Anak-anak di beberapa wilayah padat penduduknya seperti kelurahan Sialang Munggu kecamatan Tuah Madani Pekanbaru masih menghadapi tantangan besar untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA/SMK.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang kelas di sekolah-sekolah negeri, sementara ketidakmampuan finansial orang tua menjadi kendala utama untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah swasta.
Menurut data dari ketua LPM ( AE ) Kelurahan Sialang munggu yang didampingi Ketua Forum RT/RW, Ketua Komite,dan tokoh masyarakat terdapat sekitar 60 orang anak yang belum mendapatkan tempat di sekolah negeri khususnya SMA N 15 dan SMK N 04 Pekanbaru karena kapasitas yang tidak mencukupi.
“Kami sangat prihatin dengan kondisi seperti ini. Banyak anak-anak yang memiliki potensi besar, namun terbatas oleh ketersediaan ruang kelas,” ujar tokoh masyarakat Rabu 7/8/2024.
Ketua LPM Sialangmunggu menyebut Berdasarkan data dari posko Perjuangan Bersama LPM & Forum untuk anak-anak Tempatan di Kelurahan Sialangmunggu.
Beberapa orang tua yang ditemui mengungkapkan kesulitan mereka. “Biaya pendidikan di sekolah swasta cukup tinggi, sedangkan pendapatan kami pas-pasan. Kami berharap pemerintah dapat segera menemukan solusi agar anak-anak kami bisa melanjutkan pendidikan dengan layak,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sekolah-sekolah di wilayah padat penduduk, seperti di Kelurahan Sialangmunggu, mengalami tekanan yang sangat besar dengan jumlah pendaftar yang jauh melebihi kapasitas yang ada.
Hal ini menyebabkan banyak anak harus rela menunggu atau bahkan tidak bisa melanjutkan pendidikan mereka.
“Di Sialangmunggu, masalah ini sangat terasa. Kami memiliki banyak anak yang bersemangat untuk belajar, namun ruang kelas yang tersedia sangat terbatas,” ujar Zulfikar, Ketua Komite SMAN 15 Pekanbaru.
Mereka berharap agar Dinas Pendidikan Provinsi Riau harus segera berupaya untuk mencari solusi.
Terutama mengevaluasi kemungkinan penambahan ruang kelas dan membangun sekolah baru untuk mengakomodasi kebutuhan yang meningkat.
Program sekolah di SMA/SMK swasta dengan biaya pendidikan dibantu oleh pemerintah juga belum maksimal karena kuota yg terbatas, dan peminatnya banyak.
Masyarakat berharap agar langkah konkret segera diambil sehingga semua anak bisa mendapatkan hak pendidikan mereka tanpa harus terbentur oleh keterbatasan ruang dan biaya.
Dengan demikian hendaklah secepatnya Pemerintah mencari jalan solusinya.
Dan yang lebih mengherankan lagi adalah keputusan rapat bersama Forum Komite Bersama SMA/SMK/SLB Negeri se Provinsi Riau Kamis 18 Juli 2024 mengenai pakaian lengkap seragam sekolah 6 stel maksimal harganya Rp 1,750000-, ,tetapi kenyataannya harga tersebut sdh naik menjadi Rp1.850000 ,mengapa bisa terjadi??
Hal ini menjadi pertanyaan di semua orang tua/wali ,kok kata sepakat bersama bisa di anulir,malah membuat keruh suasana dan mengakibatkan kecurigaan diantara org tua/wali ,apakah ada suatu permaian sesama oknum guru-guru,sangat disesalkan.
Untuk itu para orang tua /wali murid ingin menpertanyakan hal tersebut,apalagi ada cuapan bahwa seragam sekolah ini cuma satu tempat penjahitnya / Taylornya .
Demikianlah berita ini disampaikan agar para orang tua/wali mendapatkan penjelasan yang sebenarnya.
( Red, Andi Putra )