Diduga Penuhi Unsur Pidana Pencemaran, DPP PPRI Putra, Minta DLHK Libatkan PPNS

- Penulis

Rabu, 14 Agustus 2024 - 07:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BURKAS.TOP, PEKANBARU |– Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Pemimpin Redaksi Intelektual (DPP – PPRI) melalui Ketua Bidang Putra Rezeky, S.PdI mendesak Dinas Lingkungan Hidup Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau melibatkan PPNS karena diduga pencemaran lingkungan PT SKA memenuhi unsur pidana yang mengakibatkan ikan milik warga mati, sudah terjadi lebih dari satu kali dan diduga ada unsur kesengajaan.

Pasalnya, pada laporan pencemaran limbah PT SKA tanggal 4 – 5 Agustus lalu, DLHK Riau hanya menurunkan 2 orang pegawai fungsional pada bidang P4LH.

Putra menilai adanya unsur kelalaian PT. Sumatra Karya Agri (SKA) dimana kajian Tehnis/janji di awal beroperasinya sebuah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) tentu adanya rekomendasi atau menyepakati bentuk pengelolaan lingkungan sebuah Pabrik.

“Kita ingin DLHK libatkan juga PPNS dalam peninjauan laporan warga tentang ikan mati diduga akibat limbah perusahaan, jika memenuhi unsur pidana, proses secara hukum pidana, adili managemen perusahaan dipersidangan, agar memiliki efek jera bagi pengusaha, karena disini ada masyarakat yang dirugikan dan sudah terjadi lebih dari satu kali,” ujar Putra kepada awak media, Rabu (13/08/2024).

Sesuai Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelengaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yakni persetujuan Lingkungan, perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air, Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup, pengelolaan Limbah.

Baca Juga :  Berkah Lebaran, 509 Orang Narapidana Rutan Labuhan Deli Terima Remisi Khusus

Dan Undang Undang Pencemaran lingkungan hidup menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (“UU PPLH”).

Dan Jika Perusahaan melakukan pengerusakan lingkungan akibat lalai maka dipidana dengan pidana penjara paling singkat paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling sedikit Rp3 miliar dan paling banyak Rp 9 miliar.

Putra meminta agar DLHK Riau tak hanya menurunkan tim P4LH namun, juga menurunkan tim PPNS, agar jika ditemukan unsur yang memenuhi ranah pidana, dapat diproses secara hukum tidak hanya sanksi administratif saja.

Sementara Plt Kadis LHK Provinsi Riau M. Job Kurniawan ketika dikonfirmasi melalui Kabid Perencanaan Embyarman saat dikonfirmasi  apakah dalam peninjau dugaan kerusakan lingkungan mengakibatkan ribuan ikan mati melibatkan PPNS.”Didalam regulasi yang ada itu hanya PPLH,” ujarnya.

Ia juga menyebut tidak ada unsur kelalaian dan pidana dalam pencemaran limbah PT SKA.(**)

Berita Terkait

Rutan Kelas I Medan Terima Kunjungan Studi Tiru dari Rutan Kelas IIB Tanjung Pura
Kesaksian Yopi Arianto Mantan Bupati Inhu Saat Sidang Duta Palma Group Kembali Viral
Indikasi Mark-Up dan Pekerjaan Asal Jadi, Proyek SMKN 1 Bantan Terancam Diproses Hukum
Rutan Kelas I Medan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Rutan Kelas I Medan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Proyek Gedung BPD Wonosari Diduga Mangkrak, LSM Penjara Indonesia Akan Laporkan ke APH
Penuh Khidmat, 1200 Warga Binaan Rutan I Medan Peringati Maulid Nabi Bersama Para Habaib
Karutan Kelas I Labuhan Deli Beri notivasi Kepada Warga Binaan

Berita Terkait

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:14 WIB

Rutan Kelas I Medan Terima Kunjungan Studi Tiru dari Rutan Kelas IIB Tanjung Pura

Senin, 13 Oktober 2025 - 10:58 WIB

Kesaksian Yopi Arianto Mantan Bupati Inhu Saat Sidang Duta Palma Group Kembali Viral

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 18:23 WIB

Indikasi Mark-Up dan Pekerjaan Asal Jadi, Proyek SMKN 1 Bantan Terancam Diproses Hukum

Kamis, 2 Oktober 2025 - 10:25 WIB

Rutan Kelas I Medan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Kamis, 2 Oktober 2025 - 00:14 WIB

Rutan Kelas I Medan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Berita Terbaru